Jumat, 21 Juni 2013

Mimpi Rasulullah tentang Abdurrahman bin Auf

Abdullah bin Abi Aufa ra meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bercerita kepada sejumlah sahabatnya,

"Semalam aku bermimpi melihat tempat kalian di surga"

Rasulullah SAW lalu menceritakan apa yang dilihat dalam mimpinya.  Ia melihat tempat Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Kemudian Rasulullah  memandang Abdurrahman bin Auf dan berkata,

"Sungguh (aku melihat dalam mimpiku) engkau tertinggal dari rombongan para sahabatku, sehingga aku khawatir engkau tertimpa bencana. Maka aku bertanya padamu, 'apa yang membuatmu terlambat?' Saat itu, engkau menjawab, 'Wahai Rasulullah, karena hartaku yang banyak aku terhenti untuk dihisab, aku ditanya mengenai hartaku, dari mana kuperoleh dan untuk apa ku nafkahkan?"

"Wahai Rasulullah, malam ini datang kepadaku seratus ekor unta yang membawa barang dagangan. Aku manjadikan anda sebagai saksinya bahwa aku akan menyedekahkan kepada kaum fakir dan anak yatim Madinah. Mudah-mudahan Allah SWT meringankan diriku di hari kiamat tersebut (hari kiamat).

Subhanallah....
(Sumber: ensiklopedi tematis: 49)

Selasa, 18 Juni 2013

MEMILIH PEMIMPIN 
MENURUT ISLAM

Pemimpin adalah faktor yang penting dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. seorang pemimpin diharapkan memiliki tauladan bagi pengikutnya seperti, berlaku jujur, adil, cerdas, amanah, dan sebagainya. Dengan demikian para pengikut akan merasa nyaman dan percaya dalam menjalankan aturan-aturan yang telah disepakati. 

Dalam memilih pemimpin yang baik, Islam telah memberikan pedoman yang sangat tegas, bahwa pemimpin harus dipilih berdasarkan keahlian dan keamanahan seseorang. seperti yang diriwayatkan oleh Bukhori:

"Apabila sebuah urusan diserahkan bukan kepada yang ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya".

Artinya  jika pimpinan diserahkan kepada orang yang tidak tepat maka akan hancurlah kehidupan bermasyarakat atau organisasi. Dijelaskan dalam beberapa sumber bahwa dalam pemilihan seorang pemimpin ada tiga golongan yang terlibat:
  1. calon pemimpin yang memenuhi syarat
  2. anggota pemilih yang disebut "ahlul haal wal 'aqdi' 
  3. orang-orang muslim umum
Adapun syarat-syarat menjadi anggota "ahlul wal 'aqdi' agar layak memilih calon pemimpin adalah:
  1. sebagaimana sifat adil yang diperlukan untuk seorang pemimpin
  2. berilmu, yaitu memiliki ilmu yang membuatnya  mampu menilai calon yang layak memegang amanah kepemimpinan.
  3. bijaksana, yaitu mampu memilih calon yang terbaik untuk kebaikan dan kemaslahatn umat
Allah memerintahkan umat Islam untuk memilih pemimpin yang baik dan beriman, sebagai firmannya dalam surat at Taubah ayat 23 yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan bapak-bapak dan saudara-saudaramu menjadi pemimpin-pemimpinmu, jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan. Dan siapa di antara kamu menjadikan mereka menjadi pemimpin, maka mereka itulah orang-orang yang zalim"

Ayat di atas jelas menunjukkan bahAllah tidak menyukai umat muslim yang memilih pemimpinnya dari golongan orang-orang yang mengutamakan kekafiran atas keimanannya.

Hai........thank's for your coming.........................