Mengapa Ramadhan Dirindukan ?
Ramadhan setiap tahun dinanti-nantikan kedatangannya oleh
orang-orang yang beriman karena:
Meraih gelar Taqwa
Bulan ramadhan merupakan bulan yang
sangat barokah, karena pada bulan ini segala pahala dimudahkan untuk diraih oleh
umat Islam. Pada bulan ini pula pahala dilipat gandakan oleh Allah sehingga
orang-orang beriman berlomba-lomba untuk mengambil kesempatan tersebut sebagai
manusia yang bertaqwa di mata Allah SWT.
Adapun fasilitas-fasilitas yang diberikan Allah SWT antara lain:
a. Jalan keluar dari berbagai masalah
Kemampuan manusia terbatas, sementara
problem yang dihadapinya begitu banyak. Bila ia bertaqwa, Allah akan
menunjukkan jalan keluar atau solusi dari berbagai persoalan. Bagi Allah tidak
ada yang sulit karena Dia-lah pemilik dan pengatur kehidupan ini
b. Dimudahkan urusannya
c. Dicukupi kebutuhannya
d. Ditenangkan jiwanya, jauh dari rasa
khawatir dan sedih hati
Bulan Maghfirah (Pengampunan)
Allah telah menjanjikan bahwa pada bulan Ramadhan dibukakan pintu-pintu
maaf bagi umat manusia. Seperti yang disebutkan HR Bukhari, Muslim, Abu Daud:
“Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan penuh iman dan mengharapkan ridha
Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”
Pahala yang berlipat ganda
Sepeti yang telah disebutkan di atas, yakni Allah juga menyediakan bonus
pahala berlipat-ganda bagi yang berbuat baik di bulan Ramadhan. HR Bukhari
Muslim: “Setiap amal anak Adam dilipat-gandakan pahalanya. Tiap satu kebaikan,
dilipatkan 10 kali lipat hingga 700 kali lipat.”
Amalan-amalan sunnah di bulan Ramadhan, pahalanya dianggap setara dengan
amalan wajib (HR Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah
Dibukanya pintu Surga dan ditutupnya pintu Neraka
HR Muslim: “Jika datang bulan Ramadhan, terbuka pintu surga
selebar-lebarnya, dan tertutup pintu neraka serapat-rapatnya, dan setan-setan
terbelenggu.”
Puasa adalah ibadah Istimewa
Hadist Qudsi riwayat Bukhari Muslim: “Setiap amalan anak Adam itu untuk
dirinya, kecuali puasa. Puasa itu untuk Aku, dan Aku yang akan membalasnya,
karena ia (orang yang beriman) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.”
Orang berpuasa dicintai Allah
Puasa menjadi sarana untuk mendekatkan diri pada Allah. Bila seorang
hamba sudah dekat pada Allah, permintaan apa saja akan mudah dikabulkan-Nya.
Hadist Qudsi riwayat Bukhari:
“Kalau Aku telah
mencintai seorang hamba, Aku akan menjadi pendengaran untuk telinganya, menjadi
penglihatan untuk matanya, menjadi pegangan untuk tangannya, dan menjadi
langkah untuk kakinya.”
Dikabulkannya do’a
QS Al-Baqarah: 186: “Dan bila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang
Aku, katakanlah bahwa Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a,
apabila dia berdo’a, maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan
beriman kepada-Ku.”
Berdoa di bulan Ramadhan memiliki tempat khusus. HR Ahmad dan Tirmidzi:
“Tiga do’a yang tidak ditolak: do’a orang yang berpuasa hingga berbuka, do’a
pemimpin yang adil, dan do’a orang yang teraniaya. Allah mengangkat do’a mereka
ke langit. Demi kebesaran-Ku, engkau pasti akan Ku-tolong meski tidak
sekarang.”
Mengharap turunnya Lailatul-Qadr
- Pada bulan Ramadhan, Allah menurunkan malam yang sangat mulia. Begitu
mulianya malam tersebut, Allah menggambarkan bahwa nilainya lebih daripada
seribu bulan (QS Al-Qadr: 3).
- Dikatakan mulia karena malam itulah awal Al-Quran diturunkan.
- Beberapa hadist shahih meriwayatkan lailatul-qadr itu ada pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
HR Imam Ahmad: “Lailatul-qadr
adalah di akhir bulan Ramadhan, tepatnya di sepuluh malam terakhir, malam ke-21,
23, 25, 27 atau 29. Barangsiapa yang mengerjakan qiyamul-lail (shalat malam) pada malam tersebut karena
mengharapkan ridha-Ku, maka diampuni dosanya yang lampau dan yang akan datang.”
- Mengapa di akhir Ramadhan, bukan pada awal Ramadhan? Karena 20 malam sebelumnya, orang yang beriman mengasah dan
mempersiapkan jiwanya sebagai persiapan untuk menyambut lailatul-qadr
- Al-Quran menyebutkan bahwa karakteristik lailatul-qadr adalah:
1. Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhan mereka untuk mengatur segala urusan.
2. Malam itu penuh kesejahteraan dan
kedamaian sampai terbit fajar (QS Al-Qadr: 4-5)
Puasa meningkatkan kesehatan
Rasulullah menyebutkan: “Berpuasalah kamu agar menjadi sehat.”
(al-hadist)pada dasarnya berpuasa itu:
1. Mengistirahatkan organ-organ pencernaan
2. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh (berpuasa ternyata dapat meningkatkan
sel darah putih dengan pesat)
3. Menghambat pertumbuhan dan perkembangan bakteri, virus dan sel-sel kanker
4. Membersihkan tubuh dari racun, kotoran dan ampas; mempercepat regenerasi
kulit; menciptakan keseimbangan elektrolit di dalam lambung; memperbaiki fungsi
hormon dan organ reproduksi; mempercepat regenerasi sel-sel tubuh; meningkatkan
fungsi fisiologis organ tubuh dan meningkatkan fungsi susunan saraf
5. Meningkatkan kemampuan menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu
Menumbuhkan harapan dan
sikap optimis
Ketika seseorang berpuasa, ada sesuatu yang sedang diharapkan. Harapan
itu kian besar menjelang sore. Sehari penuh menahan lapar dan haus, lalu datang
waktu berbuka, menimbulkan rasa gembira dan lega karena harapannya sudah
terkabul. Apalagi harapan untuk bertemu dengan Allah menjadikan hidup lebih
bermakna.alhamdulillah.
HR Bukhari:
“Setiap orang yang
berpuasa selalu mendapat dua kegembiraan, yakni tatkala berbuka puasa dan saat
bertemu dengan Tuhannya.”
Masuk surga melalui pintu khusus
HR Bukhari:
“Sesungguhnya di surga
ada sebuah pintu yang disebut Rayyaan, yang akan dilewati oleh orang-orang yang
berpuasa pada hari kiamat nanti; tidak dibolehkan seorang pun melewatinya
selain mereka. Ketika mereka dipanggil, mereka bangkit dan memasuki pintu
tersebut semuanya, kemudian pintu tersebut akan ditutup selama-lamanya.”
Minum air telaga Rasulullah SAW
HR Ibnu Khuzaimah dan Baihaki:
“Barang siapa di bulan
Ramadhan memberi makan pada orang yang berbuka puasa, maka itu menjadi ampunan
bagi dosa-dosanya, dan mendapat pahala yang sama seperti orang yang berpuasa
tanpa dikurangi sedikitpun.
Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, tidak semua kami punya makanan
untuk diberikan kepada orang yang berbuka.
Beliau berkata: Allah
memberikan pahala kepada orang yang memberi buka puasa meski dengan sebutir
kurma, seteguk air, dan setetes susu… Barang siapa yang memberi minum orang
yang berpuasa, maka Allah akan memberinya minum dari telaga dimana ia tidak
akan haus untuk selamanya hingga ia masuk surga.”
Momentum untuk berkumpul dengan keluarga
Momentum Idul Fitri pada hakekatnya adalah merayakan kembali kepada
fitrah yang asli dan suci. Memperbaharui tali ukhuwah dan silaturrahim antara
sesama muslim dengan saling bermaafan. Menghubungkan silaturrahim sangat
dianjurkan oleh Islam.
HR Bukhari: “Siapa yang
ingin rezekinya diperbanyak dan umurnya dipanjangkan, hendaklah ia
menghubungkan tali silaturrahim.”
Pada saat inilah momentum yang baik untuk berkumpul bersama keluarga
sambil bermaaf-maafan.
Mencerahkan dan menguatkan jiwa (qaulan-tsaqiilaa)
Pada malam-malam Ramadhan:
a)
sangat dianjurkan melakukan shalat
malam dan tadarus Al-Quran.
“Waktu
yang paling baik untuk shalat malam sesungguhnya seperdua atau sepertiga malam
terakhir” (QS Al-Muzammil: 3)
b)
diperbolehkan melakukan tarawih pada
awal malam setelah shalat Isya berjamaah di mesjid.
c) Shalat malam merupakan peneguhan jiwa
dan peningkatan derajat menjadi orang-orang yang mulia (QS Al-Isra: 79)
d) dianjurkan untuk membaca Al-Quran dan
memahami maknanya.
Dengan demikian, seseorang akan mendapat wawasan yang luas dan mendalam
karena Al-Quran adalah sumber pengetahuan dan ilham. Dengan keteguhan jiwa dan
wawasan itulah Allah kemudian akan memberikan perkataan yang berat dan berbobot
serta berwibawa. Ucapan-ucapan-Nya akan selalu berisi kebenaran. (QS
Al-Muzammil: 4-5)
1.
Momentum mensucikan harta (tazkiyatul
maal)
Setiap muslim yang berpuasa Ramadhan dan mampu, diwajibkan mengeluarkan
zakat fitrah sebesar 2.5kg per orang berupa bahan-bahan makanan pokok. Di
samping untuk menolong para dhuafa
(fakir miskin), zakat dapat mensucikan hartanya. Harta yang telah disucikan
akan mendatangkan barakah dan
menghindarkan pemiliknya dari siksa api neraka. Harta yang barakah akan membawa
ketenangan jiwa, kedamaian hati dan kesejahteraan batin. Sebaliknya, harta yang
tidak barakah akan mengundang
kekhawatiran dan kegelisahan.